Friday, August 5, 2011

IBLIS PUN INGIN BERTOBAT


Dalam sebuah kitab di jelaskan, bahwa Iblis pernah datang menemui Nabi Musa a.s, kemudian ia berkata “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah swt, dan Allah telah berbicara kepadamu langsung”. Nabi Musa menjawab, “Benar apa yang kamu katakan. Kamu siapa? Apa yang kamu inginkan dariku?”

Iblis menjawab, “Aku Iblis..!! Wahai Musa agar kau bersedia menolongku. Tolong katakan kepada Allah swt bahwa seorang Makhluk-Nya ingin bertobat kepada-Nya!!”. Nabi Musa a.s kemudian berdoa kepada Allah swt dan menyampaikan permohonan Iblis. Sebagai jawaban atas doa dari Nabi Musa a.s tersebut, Allah menurunkan wahyu yang artinya “Wahai Musa, katakan kepadanya bahwa aku berkenan menerima permohonannya itu, dengan syarat ia harus sujud di kubur Nabi Adam a.s. Jika ia bersedia bersujud, maka aku pun bersedia mengampuni segala dosa – dosanya”

Setelah Nabi Musa a.s menerima wahyu dari Allah swt, beliau segera menyampaikan wahyu tersebut kepada Iblis. Begitu mendengar syarat yang diperintahkan Allah, dengan sombong dan congkak Iblis berkata “Wahai Musa a.s, ketika Adam masih hidup di surga saja aku tidak mau bersujud kepadaya, bagaimana mungkin aku bersujud kepadanya yang sudah mati”.




Hikmah

Kesombongan dan keangkuhan Iblis menempatkannya pada peringkat pertama daftar makhluk yang durhaka kepada Allah. Kisah ini menjabarkan pelajaran bahwa kesombongan menjadi sebab utama seseorang hamba tidak diakui oleh Allah swt sebagai hambanya. Seluruh ibadah, puasa, dan amal seseorang tidak akan bernilai disisi Allah swt, bila dikerjakan dengan kesombongan. Allah swt menjelaskan dalam surat Al-Furqan [25] :63: Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Pahala dan niat baik atau bahkan amal baik seseorang akan hilang bila di dalamnya disertai kesombongan. Iblis ingin kembali kedalam pangkuan Illahi. Namun, karena syarat yang diajukan Allah swt bertentangan dengan naluri kesombongannya, ia lebih memilih unuk tetap durhaka kepada-Nya. Betapa banyak pendosa ingin kembali kepada Allah swt, namun gagal sebelum melangkah lantaran gengsi. Padahal, gengsi merupakan wujud yang nyata dari kesombongan jiwa seseorang. Karena itu, berhati – hatilah dengan kesombogan. Sebab, ia dapat mewujud dalam beragam bentuk.

Wednesday, August 3, 2011

:: Marhaban Ya Ramadhan 1432 H ::

Marhaban menggambarkan suasana penerimaan tamu agung yang disambut dan diterima dengan lapang dada dan penuh kegembiraan. Marhaban Ya Ramadhan (Selamat Datang Bulan Ramadhan), berarti kita semua menyambut dengan lapang dada, penuh kegembiraan, dan tidak dengan keluhan.


Rasulullah sendiri menyambut kedatangan bulan Ramadhan ini dengan penuh suka cita, bahkan berita gembira itu disampaikan pula kepada para sahabat beliau, seraya bersabda : “Sungguh telah datang kepadamu Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa. Di bulan Ramadhan, semua pintu surge dibuka, segala pintu neraka ditutup, dan setan – setan di belenggu. Padanya, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu, ssungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan” (HR. Ahmad)


Sudah sepantasnya kita semua menyambut datangnya Bulan Suci dengan penuh kegembiraan, sebagaimana Nabi Muhammad saw menyambutnya dengan senang. Dengan kegembiraan maka segala urusan yang sulit menjadi mudah, segala urusan yang berat menjadi ringan, dan segala urusan yang membosankan tampak mengasyikan.


Tanpa kegembiraan, seseorang akan tertekan jiwanya, bahkan pekerjaannya yang sebetulnya ringan malah menjadi berat dan membosankan. Begitu pula dengan kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, akan membuat kita merasa ringan dan penuh semangat dalam menjalani aktivitas di bulan suci Ramadhan ini. Dan aktivitas – aktivitas lain yang sarat makna, meskipun ibadah Ramadhan sendiri sebetulnya Jihad Akbar (Perjuangan yang besar dan berat).


Selamat datang Ramadhan..!! Di blan suci inilah kita akan melakukan perjalanan besar menuju Allah swt. Para ulama dan ustadz melukiskan bahwa perjalanan ini sebagai perjalanan yang banyak ujian dan tantangannya. Disana ada gunung yang harus didaki, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan perompak yang mangancam, serta Iblis yang merayu agar perjalanan tidak dilanjutkan. Bertambah tinggi gunung yang di daki, bertambah juga halangan yang siap menghadang. Namun, dengan kegembiraan itu akan tersingkirkan, dan pada akhirnya Ramadhan akan berbuah kemenangan.


Kegembiraan yang disertai niat yang membaja akan mengantarkan kita kepada cahaya benderang, tempat – tempat yang teduh, serta telaga – telaga yang jernih untuk melepaskan dahaga, kemudian mengalirkan energy ke tubuh kita untuk berjalan menemui Allah swt.


Untuk sampai tujuan, di butuhkan bekal yang cukup. Bekal itu adalah benih – benih kebajikan yang di tabor dalam jiwa, serta tekad yang harus kuat memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan dengan Shalat dan Tadarus, dan menghidupkan siangnya dengan Ibadah kepada Allah swt melalui social dan Agama.