Ketiga, tujuan perayaan hari Valentine adalah menebarkan kasih sayang diantara seluruh umat manusia, baik mukmin atau kafir. Padahal, mencintai dan menyayangi orang kafir jelas – jelas diharamkan. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt, “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang – orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang – orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya. Mereka itulah orang – orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan –Nya mereka kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah swt itulah yang beruntung.” (QS. al-Mujadilah [58] : 22)
Menurut para ulama, di dalam ayat tersebut, Allah menginformasikan bahwa Rassullah tidak akan menemukan seseorang mukmin yang berkasih sayang dengan seorang kafir. Jadi, orang yang mencintai orang kafir, bukan orang beriman kepada Allah swt. Kesamaan secara zhahir itu dari kasih sayang, sehingga ia diharamkan. Wallahu a’alam..
Keempat, cinta yang dimaksud dalam perayaan Valentine sejak pertam kali digaungkan orang – orang Kristen adalah cinta buta dan kerinduan yang keluar dari bangkai pernikahan. Akibatnya dari semua itu merajalela perbuatan zina dan perbuatan keji lainnya. Karenanya, pada waktu, para pemuka Kristen memerangi dan menolak perayaan ini, kemudian mengulang lagi pada kesempatan lain. Kebanyakan para remaja merayakan Valentine karena bisa melampiaskana nafsu syahwatnya, tanpa berpikir panjang bahwa perayaan ini merupakan taklid dan menyerupai orang kafir. Mari kita camkan bersama musibah perzinaan dan perbuatan keji lainnya yang banyak menimpa kaum muslimin.
Mungkin , sebagian orang masih bertanya – tanya, “Apakah dengan cara seperti ini kalian ingin menghalangi cinta kami ? Padahal, pada hari Valentine ini kami Cuma ingin mengungkapkan kasih sayang. Kenapa dilarang ? “
Jawabannya sebagai berikut.
Pertama, kesalahan itu adalah belum jelasnya istilah hari Valentine sendiri dengan hakikatnya yang dimaksud oleh meraka. Sementara itu, kasih sayang yang dimaksud pada Valentine adalah ajang meluapkan kasih sayang, gejolak nafsu, dan saatnya mencari pasangan. Bagi mereka, hari Valentine adalah hari seks bebas, bebas tanpa batas dan ikatan.
Kedua, untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya, seorang muslim tidak perlu mencari hati khusus dan istimewa. Kemudian, hari besar itu dijadikan hari raya. Bagaimana mungkin. Padahal, Valentine itu merupakan hari besar orang kafir ?
Di dalam Islam, seorang suami boleh mengungkapkan rasa cinta kepada istrinya kapan saja. Kecintaan itu boleh diungkapkan dalam bentuk hadiah, puisi, kata – kata, surat, atau yang lainnya. Dan itu boleh dilakukan kapan saja. Tidak terbatas hari tertentu saja.
Ketiga, tidak ada agama yang mengajukan pemeluknya untuk saling mencintai, saling menyayangi, dan hidup secara harmonis, selain agama Islam. Dan, hal itu dapat dilakukan kapan saja, tidak pada hari tertentu saja. Islam memperbolehkan pemeluknya untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya setiap saat, sebagaiamana sabda Rasullah, “Ketika seseorang mencintai saudaranya, ungkapkanlah padanya bahwa dia mencintainya”. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
0 komentar:
Post a Comment